Minggu, 03 Mei 2009

Proses Gerhana Bulan


Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan wajah bulan yang dalam fase purnama tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

beroposisi atau bertolak belakang dengan matahari. Tetapi akibat bidang orbit bulan miring terhadap bidang orbit semu matahari (ekliptika), maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut titik node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu sekitar 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka biasanya, jika terjadi gerhana bulan maka akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua titik node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.

Pada saat peristiwa gerhana bulan total terjadi, seringkali permukaan bulan tidak gelap total dan masih samar-samar dapat terlihat berwarna gelap kemerahan. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dipantulkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati langsung dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Namun demikian akan lebih indah jika ada binokuler atau “keker” atau bahkan teleskop untuk melihatnya lebih dekat sehingga nampak jelas batas antara daerah gelap dan terang di permukaan bulan.
Di kalangan Umat Islam peristiwa gerhana merupakan peristiwa alam biasa yang secara astronomis dapat dihitung kapan peristiwanya akan terjadi. Peristiwa gerhana bukan tanda kelahiran atau kematian seseorang namun gerhana merupakan momen merenungkan kembali tanda kemahabesaran Allah SWT, penguasa dan pemelihara langit yang tak pernah lena. Untuk itu Umat Islam memberi makna akan kehadiran gerhana melalui ibadah berupa shalat gerhana atau shalat khusuf yang dilakukan secara sendirian maupun berjamaah di masjid-masjid atau mushalla serta memperbanyak takbir dan sedekah.

SUMBER www.tonitilatang.blogspot.com

VIRUS H1N1

World Health Organization (WHO) mengakui belum mengetahui asal muasal munculnya virus flu babi di Meksiko. Ada kemungkinan besar, virus flu babi yang sudah menular dari orang ke orang di Meksiko itu, merupakan campuran virus yang berasal dari manusia, babi dan unggas.

Hal itu diungkapkan para virologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. drh. Widya Asmara, S.U., Ph.D, di ruang seminar biotek, Gedung Pusat Antar Universitas (PAU), UGM, jumat (1/5/2009)

Menurut dia kasus di mexico penyebabnya bukan berasal dari babi, karena tidak diketemukan babi yang terjangkiti virus tersebut. Bahkan kasus kematian flu babi di Meksiko, tidak diawali kasus influenza pada babi. Widya mensinyalir kemungkinan besar virus flu babi yang sudah menular dari orang ke orang di Meksiko ini, merupakan campuran dari informasi genetik dari virus berasal dari manusia, babi dan unggas.

Meski virus tersebut merupakan capuran dari kelompok virus H1N1 pada manusia, babi, dan unggas. Menurut dia, kemungkinan besar bisa berpotensi menimbulkan koalisi virus baru yang berasal dari kuda, kucing, dan anjing yang memiliki virus influenza H1N1. Meski untuk sementara ini, virus flu babi di Meksiko ini campuran dari ketiga virus manusia, unggas dan babi ini.

Flu babi yang kini disebut influenza A H1N1 kini mencapai Asia dan negara-negara Skandinavia. Pemerintah di Hongkong dan Denmark memberikan konfirmasi mengenai kasus pertama influenza A H1N1 di negaranya. Pasien yang terjangkit virus H1N1 adalah warga Meksiko yang tiba dari New York. Inggris melaporkan infeksi pertama virus H1N1 antara manusia di dalam wilayahnya. Sementara itu di Jerman, seorang perawat tertular flu A H1N1 dari pasien yang baru datang dari Meksiko. Dengan begitu, jumlah orang yang terjangkiti influenza A H1N1 di Jerman menjadi lima orang. Institut penelitian penyakit menular Robert Koch Institut di Berlin bersiap menghadapi kemungkinan adanya penyebaran virus tersebut, dan menambahkan bahwa penyebaran virus H1N1 di Jerman tidak secepat seperti di Meksiko.

(bgs/djo en dw-world)