Senin, 27 April 2009

p'ra peneliti isu kiamat 2012

Suwiryo - Newsroom, 'Ancaman Badai Matahari Terhadap Bumi, Nyata atau Isapan Jempol?' Demikian topik Diskusi Interaktif Radio Elshinta, Selasa, 2 Desember 2008 dengan menghadirkan nara sumber DR. Thomas Jamaluddin yang adalah peneliti utama astronomi Astrofisika, LAPAN.

Menurut Thomas, badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa, dimana kondisi dinamis di ruang antara matahari dan bumi. Semua ini mirip dengan cuaca di bumi hanya saja sifatnya yang berbeda. Penggerak kondisi di antariksa adalah matahari.

Dikatakan Thomas, dalam kondisi tertentu matahari juga melepas partikel berenergi, yang disebut badai matahari. Dimana terjadi peningkatan aktivitas matahari yang mendadak yang berpengaruh terhadap ruang antar planet.

Thomas menjelaskan, secara umum badai matahari memang tidak berdampak langsung pada manusia, namun yang jelas mendapat dampak adalah benda-benda dan astronot yang berada di antariksa.

Sedangkan pengaruhnya pada bumi, adalah di wilayah kutub yang akan menerima dampak pertama kali dari badai matahari itu, kata Thomas.

Dampak berbahaya dari badai matahari utamanya adalah bagi fasilitas teknologi manusia, seperti yang terjadi pada aktivitas matahari 2000 lalu dimana puncak aktivitas matahari dalam kondisi tertentu banyak kejadian gangguan pada satelit komunikasi, dan kerusakan pada sistem pada satelit itu.

Yang pasti harus disiapkan antisipasi untuk menghadapi badai matahari yang merupakan siklus 11an tahun itu, tandas Thomas. (sik)


Selanjutnya di Forum Elshinta ( http://www.elshinta.com/v2003a/forum/topic.asp?TOPIC_ID=180 ) saya tambahkan:
"Ada yang harus diluruskan. Tahun 2011-2012 adalah puncak aktivitas matahari siklus 24. Siklus aktivitas matahari mempunyai periode sekitar 11 tahun. Puncak aktivitas matahari sebelumnya 1979, 1989, dan 2000. Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari akibat aktivitas magnetiknya meningkat jumlahnya. Pada saat-saat itu badai matahari berupa lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik (berupa flare) frekuensi kejadianya juga meningkat. Tetapi badai matahari tidaklah berakibat kiamat. Gangguan yang perlu dicermati hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa (satelit komunikasi dan navigasi) serta sistem teknologi di bumi yang rentang terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub. Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit. Akibatnya antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, jaringan ATM. Juga navigasi pada sistem penerima GPS frekuensi tunggal akibat adanya gangguan ionosfer. Gangguan ionosfer juga berakibat gangguan siaran radio gelombang pendek (HF). Transformastor listrik di negara-negara dekat kutub juga rentan kena induksi yang bisa mematikan jaringan listrik dalam wilayah yang luas (seperti pernah terjadi 1989 di Kanada)."

1 komentar: